Minggu, 25 November 2018

[IT'S MY LIFE] WORK OF LOVE







Reunine sido lho rek


            Kalimat itu begitu saja terlintas di benakku sore ini, ketika untuk kesekian kalinya aku terjepit di tengah-tengah rekan sesama panitia yang sedang berapat. 

            Segelas air jeruk yang sudah hilang hangatnya kali itu tidak meresahkanku. Aku lebih sibuk mencerna omongan teman-teman. Kata-kata “konsumsi”, “tenda”, “photo booth”, “panggung”, “goody bag” dan sebangsanya yang selama ini tak kupahami, sore ini mulai mewujud dalam benakku.

            Reunine sido lho rek

            Aku mulai bisa membayangkan di mana tenda-tenda itu akan berdiri. Meja-meja yang sarat berisi makanan dan jajanan menggugah selera. Kopi dan teh hangat harum mengepulkan uap. Tawa, seruan bahagia, celoteh riang. Musik mengalun. 

            Kenangan begitu kental di udara, seakan-akan bisa dicecap lidah.

            “Pihak sekolah antusias banget dengan acara reuni kita,” cetus Dimi, sang ketua. Ia tertawa kecil, antara takjub dan tak percaya.

            Dan kenapa tidak?

            Memang sudah seharusnya antusias begitu.

            Aku memandang teman-temanku. Tahun-tahun terentang di antara kami. Pengalaman hidup datang silih berganti. Kami bukan lagi kami yang dua puluh lima tahun lalu.

            Bagaimanapun adanya sekarang, rekan-rekanku ini diikat oleh benang merah yang sama: kesungguhan untuk mengawal hingga reuni bisa lahir. Kesungguhan untuk mempersembahkan hari yang berkesan bagi semua yang lulus dari SMA Negeri 1 Malang dua puluh lima tahun yang lalu.

            Kesungguhan yang tak mungkin lahir tanpa cinta. Kurasa hanya itu yang bisa menjelaskan kenapa orang-orang dengan karakter begitu berbeda bisa duduk bersama dalam satu meja, berdebat, bercanda, lalu berdebat lagi seakan-akan setiap hari bertemu, seakan-akan setiap hari bekerja bersama. 

            Tapi bukankah memang begitu adanya? 

            Reuni adalah sebuah kerja cinta. A work of love, yang menghilangkan sekat-sekat yang ada dulu dan kini. Yang melenyapkan zona nyaman pertemanan sempit. Yang mengingatkan bahwa semua adalah saudara. Yang menyimpan kerinduan dan sapa: yok opo kabare rek?

            Jadi begitulah.

            Kurang dari sebulan lagi, kerinduan itu, cinta itu, menemukan muaranya.

            Sampai ketemu di sana, Teman…









           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar