Boleh meng-copy paste dari blog ini, asal sebutkan sumbernya dan seijin Arek Tembalangan
Hai.
Aku kangen.
Aku tahu mereka sudah putus asa ketika mereka mendatangkan anakku ke dalam sel.
“Kopinya satu, Mbah.”
Konon katanya, orang mati tak butuh bunga.
Riki berdiri menjulang di atas tubuhnya, menatapnya tanpa ekspresi.
“Sungguh? Hanya itu permintaanmu?”
“Maaf, apakah Ibu melihat anjing kami?”
Gadis kecil kesayangannya itu sudah bukan bayi lagi.
“Selamat, bayi Ibu lelaki.”
Lelaki di sudut bar itu menarik perhatiannya.