Jumat, 09 Oktober 2020

[FLASH FICTION] BELAS KASIH

 

 

                Aku tahu mereka sudah putus asa ketika mereka mendatangkan anakku ke dalam sel.

 

                Orang-orang bodoh itu.

                Siasat lama, menggunakan anakku agar aku mau bicara. Bila aku tetap menolak, aku tahu mereka akan menyiksanya. Seperti mereka menyiksaku.

     Sipir mendorong punggungnya agar ia mendekat. “Tuh, bapakmu kangen.”

                Ingin kutonjok mukanya, andai saja tubuhku tidak dirantai erat.

                “Mendekatlah,” bisikku parau.“Bapak mau bicara.”

                Anakku mencondongkan kepalanya.

     Begitu dekat, secepat dan sekuat serangan buaya, kugigit keras-keras lehernya, memutus sempurna nadi di leher anakku.

                Ia ambruk.

                Sipir berteriak, lalu menarikku lepas.

                Terlambat. Anakku sudah tewas.

                Tawaku keras bergaung.

                Aku kejam?

                Tidak.

     Aku menyelamatkan anakku.


Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/79938962122182738/




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar