Kata mereka, Arini tidak mengenali orang-orang yang
datang mengunjunginya.
Panas tinggi membuatnya
berhalusinasi.
Yoyok
menatap perempuan yang tergolek di atas tempat tidur itu.
Arini cantik. Akan
kembali cantik, kelak bila ia sembuh.
Ia akan kembali jadi Arini yang apik
dan wangi. Arini yang tak pernah bisa ditebaknya. Bibirnya bisa mencebik penuh
cemooh, atau membuka penuh hasrat. Matanya bisa berbinar penuh semangat, atau
sendu merayu.
Perempuan yang membuat dunianya
jungkir-balik.
Tapi
saat ini, ia tak lebih dari sosok menyedihkan dengan gaun rumah sakit yang
kebesaran dan selang-selang infus yang membelit lengan.
Yoyok
menghela napas. Ia bimbang. Hasrat yang begitu menggebu untuk berkunjung sudah
lenyap. Apapun yang tadi membuatnya ingin mendatangi perempuan itu kini rasanya
sudah tidak penting lagi.
Jemari yang dingin menyentuh lengannya. Mata Arini terbuka, menatapnya dengan
pandangan kosong. Napasnya memburu.
Salah
satu momen halusinasi, rupanya.
Tangannya
erat memegangi lengan Yoyok.
“Tolong,”
suara Arini terdengar kuat dan jernih, “katakan pada Yoyok, aku sungguh-sungguh
mencintainya.”
Lalu
tangan itu kembali lemas. Sepasang matanya kembali menutup. Napasnya kembali
teratur.
Yoyok
ingin tertawa, tapi tak ada tawa yang keluar dari mulutnya.
Sudah
jelas, bukan? Bukankah itu jawaban yang dicarinya? Arini mencintainya.
Yoyok
menghela napas. Segila apapun itu, sekacau apapun itu, kini ia sudah tahu.
Sudah yakin. Sudah pasti.
Ia
bangkit dari duduknya, mengamati perempuan yang kembali tertidur itu. Perempuan
yang akan kembali cantik kelak kalau ia sembuh. Perempuan yang tak pantas
memakai gaun rumah sakit yang kebesaran. Perempuan berkulit halus yang tak
layak ditancapi jarum infus.
Kelak.
Hanya saja, tidak ada kelak.
Diusapnya
lembut kepala Arini. Saatnya berpamitan.
Yoyok
berbisik di telinga Arini, “Sudah kusampaikan pada Yoyok bahwa kau
mencintainya. Kata Yoyok, dia ingin kau mati saja.”
Sambil
tersenyum, Yoyok merapikan bajunya, lalu beranjak.
Sudah
tidak ada lagi Arini.
Saatnya pulang. Istrinya sudah menunggu.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus