Dua orang pria terduga Panitia Reuni Perak Alumni ’93 SMAN 1 Malang
ditemukan tergeletak di sekitar lokasi reuni.
Sementara di tempat yang sama, seorang pria terciduk sedang mencoba stand photobooth. Melihat senyumnya,
konon kabarnya pria ini masih berhubungan dengan dua orang yang disebutkan di
atas, walaupun diduga hubungan itu hubungan gelap.
Menjelang kedatangan peserta Reuni…
Rekan-rekan, ada baiknya kita abadikan kondisi panggung tempat acara
sedianya akan diselenggarakan, sebelum menjadi ajang keintiman terang-terangan
antara Alumni ’93, para Guru, dan pengisi acara. Terkait kemungkinan terjadinya
hal-hal yang diinginkan, marilah kita amini saja.
Jalan Sehat, Jalan Riang…
Saya pribadi bukan penggemar jalan sehat, karena takut kurus. Tapi melihat
wajah-wajah sumringah seperti ini, mana tahaaannn?
Akhirnya saya bergabung juga, walaupun di garis finis saja. Anda tidak usah protes.
Akhirnya saya bergabung juga, walaupun di garis finis saja. Anda tidak usah protes.
Formasi Foto Bersama…
Kalau dulunya susah disuruh baris pas upacara, bisa dipastikan sekarang
juga masih ruwet kalau disuruh baris untuk foto formasi.
Sampai-sampai mbak-mbak cantik asisten MC mengumumkan, “Tolong baris
yang rapi ya Kakak-Kakak, karena baterai drone-nya
hampir habis…”
Eaaa… dipanggil Kakak dong kitaaa… #blushing.
Eaaa… dipanggil Kakak dong kitaaa… #blushing.
Sarapan dan Cangkrukan…
Maafkan kekhilafan Panitia yang tidak sempat memoto hidangan hari ini,
karena keasyikan melayani Alumni ’93 SMAN 1 Malang.
Padahal semuanya ENAK-ENAK.
Satu-satunya foto yang sempat diabadikan adalah foto Gatot Suwito, koordinator
kelas Bizzaro, di depan sajian Bakso Goreng dari Gaguk.
Karena Gatot pakai kopiah, baksonya jadi enak dan barokah.
Konon katanya begitu.
Sementara itu…
Oppa dan
Ahjussi di stand photobooth sigap melayani Alumni ’93 SMAN 1 Malang yang
berfoto. Perkara gayanya aneh-aneh, itu sepenuhnya di luar tanggung jawab
mereka.
Kenapa Oppa dan Ahjussi?
Karena saya emak kekinian. Anda tidak usah protes.
Acara dimulai…
Ketua Panitia Reuni Perak Alumni ’93 SMAN 1 Malang memberi sambutan,
berisi ucapan selamat datang dan apresiasi terhadap Guru, Peserta, dan Panitia
acara tersebut.
Chayo Dimiii… Chayoooo…
Kenapa saya jadi heboh?
Kenapa saya jadi heboh?
Mungkin karena belum ngopi.
Pak Kholiq rawuh, lalu
memberikan sambutan. Bahwa “Apabila kita pandai bersyukur, maka insyaallah,
selain diberi kesehatan jasmani dan rohani, kita juga diberkahi kesehatan
ekonomi.”
Ketika mengenang rekan-rekan Alumni ’93 yang telah mendahului kita,
dengan terharu beliau berpesan, “Kematian pasti datangnya, cepat atau lambat. Hidup
itu hanya sekali, maka jadikan hidupmu berarti.”
Dada saya jadi maknyesss… adeeemmmm…
Dengan berakhirnya wejangan dari Pak Kholiq, maka acara sepenuhnya bisa
dimulai.
Tadinya saya ingin memajang foto bersama semua Alumni ’93 beserta
Ibu-Bapak Guru yang hadir, tapi ah… lebih baik videonya saja ya…
Ini dia…
Sambil menikmati acara hiburan di panggung, semua Alumni ’93 beserta
Ibu-Bapak Guru menikmati hidangan yang ada.
Saya sempat ngobrol dengan Pak Bambang. Mumpung ketemu dengan guru
idola, yekaaaannn…
“Saya paling tidak suka dengan orang yang suka menggunakan Bahasa
Inggris untuk sekedar eksistensi,” kata beliau berapi-api. “Mosok ceramah di
masjid 10 menit saja, ada 92 vocab
yang dipakai. Mana salah semua, lagi.”
“Lah? Kok Bapak sempat-sempatnya ngitung?” tanyaku.
“Soalnya kuping saya gatel dengarnya…”
Alhamdulillah Vicky Prasetyo tidak pernah jadi muridnya Pak Bambang. Mari
bersama-sama kita ucapkan syukur.
Sementara itu…
Di panggung, Ari Sapta Wahyudi, teman dari Pacman, menyumbangkan lagu
dengan suara emasnya. Bapak yang satu ini selulus dari SMAN 1 Malang menjadi
teman saya di bangku kuliah.
Tapi saya tidak paham gaya jogetnya si Mas MC, mengingat biasanya Ari
menyanyikan lagu cadas, bukan dangdut.
Ada yang bisa menjelaskan ke saya?
Sementara itu… seri 2…
Keriaan di panggung memberi kesempatan saya dan teman-teman Bizzaro
untuk menjelajahi lokasi-lokasi penuh kenangan di SMAN 1 Malang.
Tangga tempat saya deg-degan melihat kakak kelas ganteng yang lewat…
ruang kelas tempat (almh.) Bu Tjitjih dulu mengajar… lorong penuh kenangan
tempat kami adu balap lari karena posisi SANGAT menentukan prestasi… bahkan
merekonstruksi adegan rebutan kursi menjelang ulangan.
Sementara itu… seri 3…
Apalah artinya kenangan di SMAN 1 Malang tanpa tokoh-tokoh legendarisnya?
Ah, tapi semua keriaan pasti ada akhirnya…
Lagu klasik “Kemesraan” mengakhiri kebersamaan kita hari ini.
Panggung sunyi kembali.
Saat ini, atau besok, lapangan basket kosong lagi tanpa panggung tempat
kita menyanyi tadi.
Terima kasih Teman, atas hari yang indah ini.
Hari ini boleh berakhir, namun kebersamaan kita abadi.
Kita tak perlu menunggu 25 tahun untuk berbagi tawa, bekerja bersama,
makan bersama, bahkan mungkin, menawarkan uluran tangan untuk teman-teman yang
langkahnya sedang tertatih, agar ia bisa bangkit lagi.
Hidup hanya sekali, maka jadikan hidupmu berarti.
Mitreka Satata, kita sahabat yang sederajat. Kita tidak sendiri.
Reuni Perak Alumni '93 SMAN 1 Malang, 23 Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar