Dokter Bondan mengangkat wajahnya sejenak dari catatan yang dibawanya. Pintu
lift yang ditunggunya membuka di hadapannya. Seorang wanita berwajah ramah
menyisih ketika ia masuk.
“Mau pulang, Dokter?”
Dokter Bondan hanya
tersenyum lelah.
Lift bergerak turun,
lalu berhenti dua lantai kemudian.
Pintu membuka. Seorang perempuan
berjalan tergopoh-gopoh mendekati lift. Tangannya teracung, meminta penumpang
lift menunggunya.
Dokter Bondan buru-buru
menekan kuat-kuat tombol, menutup pintu lift.
Perempuan di sampingnya
menatap heran. “Kenapa tak ditunggu, Dokter?”
Dokter Bondan bergidik.
“Seharian tadi aku menangani para jenazah korban kecelakaan beruntun. Di tangan
mereka dipasang gelang seperti yang dipakai perempuan tadi.”
“Oh, seperti gelang
yang kupakai ini?”
Ditunggu lanjutannya,good post nih menarik
BalasHapusterima kasih mampirnya, pak...
Hapuslama tidak menulis, rasanya saya harus mulai belajar nulis lagi...