Senin, 06 Maret 2017

[IT'S MY LIFE] LIKE DAN SHARE YA… ☺

“Biasakan ‘thinking out of the box’!”


Ini kata-kata keramat dosen saya ketika alkisah dulu saya dibiayai kuliah oleh Bappenas. Senada dengan ucapannya yang antimainstream, Bapak Dosen ini juga agak-agak nyeni. Materi kuliah yang (aslinya) bikin mengantuk menjadi menarik karena beliau selalu mendorong kami untuk kreatif, inovatif, dan imajinatif. Contoh-contoh kasus bisnis dan pemerintahan yang beliau paparkan juga mengena karena beliau sangat paham kondisi Jawa Timur.

Meminjam istilah kontes menyanyi di televisi, si Bapak Dosen ini “paket lengkap.” Berpengetahuan luas tapi tidak sok tahu, dan jenaka.

Entahlah. Mungkin leluhurnya dulu seniman ludruk.

Bapak Dosen ini juga yang wajahnya terlintas dalam benak saya ketika seorang rekan sekantor mengajak saya mengikuti Sayembara Desain Logo Ombudsman Republik Indonesia ketika saya sedang jenuh dengan rutinitas kerja.

Membuat logo? Memangnya bisa?

Itu pertanyaan pertama saya pada diri sendiri.

Jangan salah. Saya TIDAK pintar menggambar. Kalaupun disuruh menggambar bebas, paling-paling gambar yang bisa saya buat adalah gambar dua gunung, di tengahnya ada gambar matahari terbit, serta hamparan sawah di kaki gunung, lengkap dengan jalan raya yang membelah sawah persis di tengah-tengah.

Kebetulan saya punya satu kebiasaan buruk: saya sulit berkata tidak bila ditantang. Ajakan untuk ikut serta dalam sayembara ini benar-benar tantangan yang menarik, karena membuat saya keluar dari zona nyaman saya selama ini. ‘Memaksa’ saya belajar hal baru di luar rutinitas saya sehari-hari.

Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Sekali ikut sayembara, saya tidak hanya “thinking out of the box”, tapi juga “out of my comfort zone.”

Andai masih jadi mahasiswa beliau, saya pasti dengan PD-nya meminta nilai minimal A-.

Singkat kata, saya iyakan saja ajakan rekan sekantor itu. Urusan jadi logo atau tidak, urusan belakangan. Toh saya tidak rugi apa-apa.

Akhirnya sepanjang bulan Pebruari ini kami (bertiga dengan seorang rekan lain yang rela tulus ikhlas membantu) berkutat mencari simbol yang pas untuk menggambarkan jatidiri Ombudsman Republik Indonesia. Tidak boleh asal simbol, karena harus ada filosofi di baliknya. Bukan hal yang mudah, karena kami sama-sama sibuk.

Tapi komitmen tetaplah komitmen. Jadilah beberapa weekend ini kami bertiga nongkrong di kantor untuk mengerjakan logo yang akan diikutsertakan dalam sayembara.

Dan Alhamdulillah, logo rancangan saya berhasil juga dibuat.

Saya persilakan Anda, para pembaca blog saya ini, untuk mampir ke Halaman Facebook saya, yaitu

Ada dua rancangan logo Ombudsman Republik Indonesia versi saya di situ. Silakan memberi vote  “Like/Suka”. Boleh salah satu, boleh dua-duanya.

Jangan sampai tidak memilih.

Jangan lupa tolong Bagi/Share” Halaman Facebook saya itu ke siapa saja yang Anda kenal.

Semoga berkenan.

Terima kasih sebelumnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar