“Maaf baru sekarang aku bisa bersamamu.” Silvie mengusap
wajah perempuan di hadapannya. “Menyesalkah kau memilihku?”
Perempuan itu tersenyum pahit, namun tatap matanya mendamba.
“Tidak. Bersamamu, aku bahagia.”
“Suamimu tahu tentang kita?”
“Biar saja. Aku tak peduli.”
Silvie tersenyum. “Kita akan selalu bersama. Percayalah.”
“Ibu... waktunya minum obat.”
Tiba-tiba seorang perempuan berseragam putih muncul di balik
punggung Silvie. Diulurkannya dua butir kapsul dan segelas air putih. Dengan patuh
Silvie menuruti perintahnya.
Rekannya, seorang pria dengan seragam yang sama, muncul lalu
mengemasi cermin di atas nakas. Ia menggerutu, “Siapa sih yang naruh cermin di
sini? Pasien hampir sembuh jadi kumat lagi!”
Muesti wes... Ending e juempooolll... 👍👍👍
BalasHapustengkyu jeng...
Hapuspeyuuuuuuukkkk...
good post mbak, luar biasa
BalasHapusterima kasih pak...
Hapusterima kasih juga mampirnya.
Haduuuu ......
BalasHapusEndinge nyesek bu Dani !
:) :) :)
Hapussuwun mampire yo mbak...