Rabu, 27 Juli 2016

TAK BERIBU



Hai. Kami senang kalian kunjungi.


Sejak lahir, kami tinggal di rumah ini. Kami senasib. Sama-sama anak yang ditinggalkan. Sama-sama tak beribu. Kami tak pernah mengenal perempuan yang melahirkan kami. Karena itu, maaf, kami suka norak bila ada perempuan dewasa yang datang.

Ayah? Kami tak peduli siapa ayah kami.

Kami hanya rindu Ibu. Sakit rasanya melihat anak-anak seusia kami nyaman dalam pelukan ibu masing-masing.

“Pemirsa, sebelum dibiarkan terbengkalai, rumah ini pernah menjadi klinik aborsi ilegal. Dalam episode Tantangan Nyali kali ini, para peserta akan menguji keberanian mereka...”

Apakah kalian datang untuk menjemput kami?

Kaukah ibuku?

Maukah kau menjadi ibuku?




9 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih, pak...

      iya nih...
      entah kenapa sejak semalam "dialog" itu muncul terus di kepalaku...

      Hapus
  2. Kok jd berasa nggreges bacanya mba.. Singunen begitu.

    BalasHapus
  3. Kok jd berasa nggreges bacanya mba.. Singunen begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha njenengan aja yang baca ngerasanya gitu.

      apalagi yang nulis, mas...

      Hapus
  4. Binun mau komen gimana 😢 Suediiih... 😥😥😥

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah mampir aja, aku dah seneng kok jeng...

      suwun yooo...

      Hapus
  5. keren-keren flash fiksi nya mbakyu

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal...

      terima kasih, pak...
      terima kasih juga mampirnya.

      Hapus