“Kau yakin di sini tempatnya?” gerutu Amira sambil
meraba-raba gerumbul semak di hadapannya.
Gadis kecil
di hadapannya mengulang kata-katanya dengan nada datar, “Mobil pick-up yang membawa rombongan
pariwisata tidak dapat menaiki tanjakan…”
“Iya,
aku sudah tahu. Sini, bantu aku mencari.”
“…lalu
tergelincir masuk jurang. Lima penumpang luka berat…”
Jemari Amira
menyentuh sesuatu yang bulat berlendir. Aha! Buru-buru digenggamnya benda itu.
“Satu
anak tewas.”
Amira tersenyum.
“Anak itu kau.”
Gadis kecil
itu balas tersenyum, meraih benda bulat dalam genggaman Amira lalu memasangnya
dalam rongga hitam di wajahnya. Bola matanya yang hilang. “Sekarang aku bisa
pergi. Terima kasih, Kak.”
Wooh mba! Sepagi ini sdh bbrp kali sy terjebak bc fiksi horor. Jempol!
BalasHapushehehehehe...
Hapusterima kasih, mas...
stay healthy ya mas...
Trenyuh-trenyuh mrinding rek!
BalasHapusAku kok angel men nulis FF yo? Ajari po'o...
tengkyu mampire yoooo...
Hapusetapi gak kewalik tah nyah ???
yo mestine aku tah sing njaluk wuruk...
Widiwww kerennn...
Hapusnasibku sama kayak mak lis,... FF itu pembatasan jumlah kata itu yang bikin bingung. Nggak bisa dapet kalimat yang intinya langsung. hehehhe
aku juga masih blajar, mbak imas...
Hapusterima kasih mampirnya yooowww... :D
Bu, saya suka FF, saya juga sukaaaaa cerita yang iniiiiiiii, keren! :D
BalasHapushidup FF...
Hapusayo nulis terus mbak...
terima kasih, mbak...
Hapushidup FF !!
hehehehe...
hehehehehe...
BalasHapusterima kasih mampirnya, mbak...
aku juga sukaaaaaa tulisan2nya mbak putriiiii... :D