Jumat, 20 November 2015

MATA BOLA



“Kau yakin di sini tempatnya?” gerutu Amira sambil meraba-raba gerumbul semak di hadapannya.


Gadis kecil di hadapannya mengulang kata-katanya dengan nada datar, “Mobil pick-up yang membawa rombongan pariwisata tidak dapat menaiki tanjakan…” 

“Iya, aku sudah tahu. Sini, bantu aku mencari.”

“…lalu tergelincir masuk jurang. Lima penumpang luka berat…”

Jemari Amira menyentuh sesuatu yang bulat berlendir. Aha! Buru-buru digenggamnya benda itu.

“Satu anak tewas.”

  Amira tersenyum. “Anak itu kau.”

Gadis kecil itu balas tersenyum, meraih benda bulat dalam genggaman Amira lalu memasangnya dalam rongga hitam di wajahnya. Bola matanya yang hilang. “Sekarang aku bisa pergi. Terima kasih, Kak.”

10 komentar:

  1. Wooh mba! Sepagi ini sdh bbrp kali sy terjebak bc fiksi horor. Jempol!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehehe...
      terima kasih, mas...
      stay healthy ya mas...

      Hapus
  2. Trenyuh-trenyuh mrinding rek!
    Aku kok angel men nulis FF yo? Ajari po'o...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tengkyu mampire yoooo...

      etapi gak kewalik tah nyah ???
      yo mestine aku tah sing njaluk wuruk...

      Hapus
    2. Widiwww kerennn...

      nasibku sama kayak mak lis,... FF itu pembatasan jumlah kata itu yang bikin bingung. Nggak bisa dapet kalimat yang intinya langsung. hehehhe

      Hapus
    3. aku juga masih blajar, mbak imas...

      terima kasih mampirnya yooowww... :D

      Hapus
  3. Bu, saya suka FF, saya juga sukaaaaa cerita yang iniiiiiiii, keren! :D

    BalasHapus
  4. hehehehehe...
    terima kasih mampirnya, mbak...

    aku juga sukaaaaaa tulisan2nya mbak putriiiii... :D

    BalasHapus