Senin, 19 September 2016

GILA



Am I mad? I am always mad. I like madness,” katanya sambil menyungging senyum.


“Aku tak percaya,” cibirku, “kamu cuma orang waras yang pura-pura edan.”

Wajah tampannya merona merah. Marah. “Kaubilang aku waras? Sudah bosan hidup, ya?”

Aku tertawa manis. “Kereta akan melintas lima menit lagi. Kalau kamu berani melompati rel ini ketika kereta lewat, kutarik ucapanku.”

Matanya berkilau. Ia tersenyum padaku seraya mulai berlari, siap melompat ketika kereta itu lewat. 

Kubalas senyumnya, lalu kutolakkan tubuhnya dari atas rel, sebelum kusambut kereta dengan lengan terbuka.

Takkan kubiarkan kau mati, Sayang!

Wajahnya adalah hal indah terakhir yang kulihat sebelum semua gelap.



 
Untuk F, always my inspiration.




5 komentar: