Bobby mengepalkan tinjunya, tapi
tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya. Ia menoleh. Kemarahannya lenyap
seketika.
“Apa kabar, Bobby?” tanya Kepala
Polisi O’Shea sambil menepuk-nepuk pundak Bobby. “Jeb Moore, kulihat kau
meninggalkan sapumu lagi. Kalau sudah selesai menyapu kantorku, jangan lupa
terasnya sekalian.”
Jeb Moore pergi, berjalan
terseok-seok sambil memaki-maki pelan. O’Shea memperhatikan Jeb sambil menghela
napas. “Entah harus kuapakan lagi, Jeb Moore ini. Kalau tidak punya uang,
memeras orang. Diberi pekerjaan, malah malas-malasan. Kalau dimasukkan tahanan,
aku juga lama-lama kasihan padanya,” keluhnya. Lalu tanyanya pada Bobby, “Bagaimana
kabar pamanmu, Nak?”
Bobby menyukai Kepala Polisi
O’Shea. Pria ini tegas, berakal sehat, dan baik hati. Tampaknya O’Shea-lah satu-satunya
orang di Wilmingshire yang tidak percaya ada hantu di pertanian pamannya. Hanya
padanya Bobby bebas bercerita tentang
bukti-bukti yang ditemukannya di pertanian Dunkirk.
“Sayang sekali orang-orang ini
terlalu percaya tahayul,” kata Kepala Polisi O’Shea sambil menggangguk ke arah
orang-orang yang nongkrong di pinggir jalan. “Daripada menganggur seperti itu,
bukankah lebih baik mereka bekerja di pertanian pamanmu? Pamanmu terbantu,
mereka juga dapat uang.”
“Bobby, Bobby Dunkirk! Ada surat
untuk bibimu!” Petugas kantor pos datang berlari-lari. “Tulisannya jelek
sekali, aku hampir-hampir tak bisa membacanya, tapi jelas ini untuk bibimu,
Evie Dunkirk.”
Tulisan di amplop surat itu memang
jelek sekali.
“Kau sebaiknya cepat pulang, Bobby.
Siapa tahu isinya berita penting,” O’Shea mengangguk ke arah surat itu.
“Baik, Tuan O’Shea. Sampai bertemu
lagi!” Bobby melompat ke atas kereta dan memacu kudanya secepat mungkin di
jalan yang ramai itu.
Bibi Evie sedang menyiapkan makan
malam ketika Bobby tiba di rumah. Tanpa melepaskan kuda dari kereta, Bobby
berlari ke dapur. “Bibi, ada surat!”
Sambil mengerutkan kening, Bibi Evie
menerima surat itu. Setelah membacanya sejenak, raut wajahnya tiba-tiba berubah
tegang. “Bobby, mana pamanmu? Cepat panggil!”
Bobby berlari secepat mungkin ke ladang.
“Paman! Ayo, pulang! Ada surat penting!”
Ted Dunkirk buru-buru berlari ke
rumah. Bobby menyusul di belakangnya.
“Oh Ted, Ibu sakit keras. Kita
harus ke rumah Ibu sekarang!” sambut Bibi Evie di serambi. Diulurkannya surat yang baru dibacanya
itu pada Ted. Tangannya gemetar. Air matanya berlinang-linang.
Paman Ted membaca surat itu
sekilas. “Baik. Bobby, siapkan kuda. Evie, cepatlah berkemas. Kita berangkat
sesegera mungkin.”
Untunglah kuda belum dilepaskan
dari kereta. Setelah menurunkan belanjaan di dapur, Bobby segera berlari ke
kamarnya di lantai atas. Di ruang depan, ia berpapasan dengan Ted. Pamannya itu
menghentikan langkahnya, “Mau ke mana kau, Bobby? Bukankah kusuruh menyiapkan
kereta?”
“Kereta sudah siap, Paman. Aku mau
ke atas, berkemas-kemas.”
“Kau tidak ikut dengan kami,
Bobby.” Melihat Bobby terkejut, Paman Ted mengusap kepalanya. “Harus ada yang
menjaga rumah dan ladang selama kami pergi, Bobby. Toh hanya beberapa hari. Aku
tahu kau baru duabelas tahun, tapi aku tak punya pilihan lain. Hanya kau yang
bisa kupercaya. Kau tidak takut hantu, kan?” tanya Paman Ted sedikit bercanda.
Mau tak mau Bobby tersenyum.
“Bila melewati kota nanti, aku akan
minta O’Shea menengokmu setiap hari,” imbuh Paman Ted sebelum meninggalkan
rumah.
Bobby berdiri di serambi sampai
kereta lenyap di belokan jalan. Rasanya aneh, berada di rumah Paman Ted sendirian.
Baru sekarang Bobby menyadari, ia orang asing di tanah pertanian itu.
Sebelumnya ia tak merasa begitu karena ada Paman Ted dan Bibi Evie yang selalu
membuatnya merasa betah. Kini ia benar-benar sendirian, dan walaupun Bobby
benci mengakuinya, ia sangat ketakutan. Rasa dingin menjalari tubuhnya.
Weeesss....makin penasaran. Bersihin tenda dulu ah.... Biar nyaman nunggu lanjutan.
BalasHapusBtw peserta lainnya mana ya?#celingukan nyari Mbak Lis, Mbak Nita sama Bu Tiwi..
jangan lupa cemilannya, mbak... :D :D :D
Hapusterima kasih sudah mampir...
peserta lain masih kena macet di jalan, mbak...
maklum, si komo lewat... :D :D :D
Wooh diabsen toh? :-D
HapusNggih hadir lagi. :-)
Nuwun sewu mau lanjut ke part berikutnya.
terima kasih, pak...
BalasHapusterima kasih juga mampirnya.
Nita hadir bu !
BalasHapusBu Tiwi absen sik katae. Gi sakit kecapean.
Mba Lis ndi yo ?
Bagian berikute nti hari apa bu ?
Yoiii hadeeer.. aku udah baca dari tadi pagi, cuma belum sempat ninggal komen.
HapusTariiik terus, Jeeeng...
mbak nita...
Hapusoke, catet, hadir.
terima kasih dah mampir.
bagian selanjutnya kapan yooo...
sek belom kepikiran, mbak.
stay tuned ae yoooo... :D :D :D
jeng lis...
Hapusokay...
wes ditarik terus diapakno jeng ???
hehehehehehehe...
matur nuwun yak...