Pertanian Ted Dunkirk angker. Kata
orang, kalau malam ada sosok hitam berjubah yang berkeliaran di tanah pertanian
itu. Ada yang
melihat sosok itu membawa sabit besar yang berkilat-kilat tertimpa cahaya
bulan. Ada lagi
yang bilang, sosok itu suka berdiri di tengah ladang. Jubahnya berkibar-kibar
diterpa angin, seperti orang-orangan sawah.
Ted Dunkirk yang malang selalu
membantah kabar adanya hantu di tanah pertaniannya. Namun orang-orang di Wilmingshire
sebisa mungkin menghindari tanah pertanian itu, terutama pada malam hari. Itu
sebabnya tidak ada orang yang mau bekerja pada Ted, sehingga tanah pertanian
itu terbengkalai. Tanpa bantuan pekerja, Ted hanya sanggup mengolah sebagian
kecil tanahnya, bersama istrinya dan Bobby, keponakannya, yang selalu datang
untuk membantunya setiap libur sekolah.
Saat itu tahun 1884. Musim panas
hampir berakhir. Bobby duduk terangguk-angguk di atas kereta kuda. Bibi Evie
menyuruhnya berbelanja. Musim panas ini langit sangat cerah, sehingga ia bisa
melihat sampai jauh sekali. Dipandangnya tanah pertanian pamannya yang
membentang hingga ke tepi sungai. Beberapa petak ditanami tanaman jagung yang
melambai-lambai ditiup angin. Selebihnya dipenuhi ilalang. Sayang sekali tanah
seluas ini tidak diolah dengan baik, kata Bobby dalam hati.
Bobby sendiri tidak takut hantu. Ia
tahu, yang berkeliaran di tanah pertanian pamannya bukan hantu. Dari jendela
kamarnya di lantai atas, beberapa kali Bobby melihat sosok hitam berjalan ke arah
ladang di tengah malam. Bobby pernah mencoba memergokinya, namun gagal. Sosok
hitam itu menghilang dengan cepat, secepat munculnya.
Bobby juga punya buktinya. Sisa tembakau yang sering ditemukannya di dekat lumbung, misalnya. Paman Ted
tidak merokok, jadi pasti ada orang lain yang suka merokok di situ. Ada jejak kaki misterius
yang dilihatnya setelah hujan turun semalaman. Bobby yakin itu bukan jejak kaki
Paman Ted, karena ukurannya lebih besar. Lalu secarik kain yang ditemukannya
tersangkut di paku. Belum lagi kayu bakar yang secara misterius tersedia dekat
dapur setiap kali Bibi Evie mengeluh kekurangan kayu. Gudang peralatan yang
secara ajaib bisa rapi dengan sendirinya setelah diacak-acak oleh Bobby. Rumput
segar yang tertumpuk dekat kandang setiap pagi.
Bobby yakin, tidak ada hantu yang
bisa melakukan itu semua. Jadi pasti ini pekerjaan manusia.
“Hati-hati Nak, kau hampir
menggilasku!” Sebuah seruan marah menyadarkan Bobby dari lamunannya. Hampir
saja ia menabrak orang. Buru-buru dikendalikannya tali kekang kuda. Rupanya ia
telah sampai di kota.
Orang-orang berseliweran di sepanjang jalan utama yang ramai. Kereta kuda yang
berseliweran menyebabkan debu mengepul.
Daftar belanjaan Bibi Evie panjang
sekali, dan Bobby bernapas lega ketika semuanya telah terbeli.
“Well, well, lihat siapa yang datang ke kota.” Sebuah bayangan
menjatuhi tumpukan barang yang sedang dimasukkan Bobby ke dalam kereta. Dari
suaranya saja Bobby sudah tahu. Jeb Moore, preman yang sering mengganggu
orang-orang yang lalu-lalang. Bobby dan Jeb sudah saling membenci sejak pertama
kali bertemu.
“Bobby Dunkirk. Sedang belanja, eh?
Banyak duit, rupanya,” tanya Jeb sambil mendekatkan wajahnya ke arah Bobby.
Bobby membuang muka. Aduh, mulut Jeb bau sekali!
Tanpa menunggu jawaban Bobby, Jeb
dengan kurang ajar mulai membukai kantong-kantong belanjaan Bobby dan mengintip
isinya. “Pamanmu sehat? Belum dicekik hantu?” tanya Jeb lagi.
Bobby merenggut paksa
kantong-kantong yang sedang dipegang Jeb. Jeb terkejut sejenak, lalu mendesis
berbahaya, “Wah, wah, tikus kecil mulai berani melawan ya…” Tangannya terangkat, siap memukul Bobby.
Genre yang lain daripada yang lain... LANJOOOTTT...
BalasHapus*gelar tenda, siapin cemilan, nyeduh kopi*
ihihihihih...
Hapusikutan nyempil di tenda aaaahhhh... sambil ngeteh...
tengkyu jeng...
peyuuuuukkk...
Ada yg promo cerbung baru disini bu. Ikut"an kemping aq ya wakwakwakwak
BalasHapusIni bikin penisirin jugak lhoh !
Oiya baby yg unyil namanya Danzel bu :)))
Ini pumpung anak" lg sama papanya aq jadi mojok bentar nglalap cerbungnya bu Dani :)))
ayo ayo mbak...
Hapuskita kemping bertiga lis.
tu orang bikin cemilannya jago, lho...
hehehehehehe...
terima kasih mampirnya, yaaa...
Berhubung tenda dah penuh kayaknya... Terpaksa gelar tenda sendiri nunggu lanjutan. Tapi minta tehnya boleh kan Mbak... Hihi...
BalasHapusLanjut wis...
ayo gabung aja di sini, mbak...
Hapustendanya tenda tentara yg guedeeeeee itu kok... :D :D :D
monggo teh dan cemilannya...
matur nuwun sudah bergabung...
Weeh ketinggalan ttd presensi!
BalasHapusPutar memori ke jaman ikut baca saat booming lima sekawan, sapta siaga dll jaman SMA/awal2 kuliah. Jebul aku wis tuwa ya :-(
Ah lanjut bae mba Dani
lhaaaaa...
Hapusitu semua favoritku, mbak tiwi.
makanya aku nyoba nulis dengan genre ini.
matur nuwun dah singgah...
Seperti biasa kl bersambung begini sy bookmark dl mba Dani. Tp awalannya asik. :)
BalasHapus(al)
hahahahaha...
Hapusgpp, mas.
matur nuwun.
selamat menikmati.
nice post mbak. salam dari kupang untuk semuanya
BalasHapusterima kasih, mas...
Hapussalam balik dari malang.