Tak sadar Tom Gage menggigit rokoknya kuat-kuat. Perutnya
terasa diaduk-aduk karena tegang. Ia berdiri di belakang Jeb Moore dan Billy
Tomkins yang sedang mengamati rumah Ted Dunkirk dari bawah bayang-bayang
pepohonan.
Bulan purnama bersembunyi lagi di balik awan. Seharusnya
mereka aman. Namun entah kenapa ia tetap tak tenang.
“Sekarang bagaimana?” bisiknya sambil mencondongkan tubuh ke
arah dua rekannya itu.
Jeb Moore melirik Billy Tomkins seolah-olah minta persetujuan.
“Kita tak bisa memaksa masuk lewat pintu depan. Seandainya penjaga lewat lagi,
mereka pasti curiga bila melihat pintu depan terbuka. Jadi kita cari jalan
masuk lain.”
Billy Tomkins mengangguk setuju. Sambil mengendap-endap,
mereka mengelilingi rumah itu. Sesekali mereka memeriksa daun jendela, berharap
ada celah yang bisa dimasuki.
Setengah hati, Tom Gage mencobai pintu-pintu. Ia tak berharap
menemukan pintu yang tak terkunci. Bobby Dunkirk bukan anak bodoh. Ia pasti
sudah memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat.
Tom Gage mendesah. Sejak awal ia enggan mengikuti rencana Jeb
Moore, namun ia takut pada Billy Tomkins. Tanpa sadar ia mengelus rahangnya,
tempat Billy Tomkins mendaratkan tinjunya ketika sore tadi ia nekad menolak
bergabung dengannya.
Ceklik… Pintu di hadapannya terbuka dengan mudah. Tom Gage
melongo, tak percaya pada keberuntungannya.
“Hei, pintu ini tidak dikunci!” serunya tanpa sadar.
Nyaris seketika sebuah tamparan mendarat di belakang
kepalanya. “Pelan-pelan, Bodoh. Kau ingin membangunkan seisi desa, ya?” mulut Billy Tomkins dekat sekali dengan telinganya.
Jeb Moore mengangkat tangan, menyuruh mereka diam. Selama
beberapa menit mereka menajamkan telinga, tapi tak terdengar apa-apa selain
suara burung hantu yang sesekali mendekut dan jangkrik yang mengerik di bawah
papan lantai.
Jeb Moore mengokang senjatanya. “Hati-hati, mungkin ini
jebakan,” bisiknya mengingatkan.
Pelan-pelan ia mendekati pintu yang terbuka dan mengintip ke
dalam. Tungku dan lemari. Meja panjang. Rak bumbu. Dapur, rupanya. Tidak ada
gerakan sedikitpun. Aman.
“Sekarang bagaimana?” bisik Tom.
“Cari Bobby Dunkirk. Singkirkan dia. Aku dan Billy menggeledah
kamar Ted,” perintah Jeb Moore.
Tom Gage memandangi Jeb dengan mata menyipit. Ia tak percaya
pada laki-laki itu. “Kau mau menipuku, ya? Menyuruhku menyingkirkan Bobby,
padahal mengincar harta Dunkirk untukmu sendiri! Tidak, aku tidak mau! Kita
cari harta Dunkirk bersama-sama!”
Sebuah tamparan hinggap lagi di belakang kepalanya. Blly
Tomkins menggeram marah. “Sudah, jangan banyak bacot! Bagianmu tetap utuh
sesuai kesepakatan! Aku yang jamin! Pergi sana! Lakukan tugasmu!”
Sambil menggerutu, Tom Gage beringsut-ingsut pergi. Jeb Moore
dan Billy Tomkins berpandangan. Timbul kesepakatan tanpa kata. Bila ia terus
merepotkan, Tom Gage harus disingkirkan.
Mba Dani mohon maaf: .. Aku dan Ben menggeledah kamar Ted," perintah Jeb Moore.
BalasHapusBen atau Billy? :)
Kami ttp tggu part brktnya :)
(tiwi&al)
sudah diperbaiki, mas dan mbak...
Hapusterima kasih koreksinya.
terima kasih mampirnya.
jangan kapok yaaaa... :D :D :D
Idem ae wes komen e mbek sing ng ndhuwur iku. Lagian lapo juga jenenge ojobku digowo-gowo? Dadi penjahat maneh... Hiks!
BalasHapusLanjooottt...
hahahahahahahahahahahahahahaha...
Hapussori salah kamar...
itu nama untuk fiksi yang lain.
maklum kejar tayang.
dadi utek e rodok korslet.
matur nuwun rawuhe nggeeeeeeeehhhh...
peyuuuuukkkk...
Hiyaaaaa sik ada lanjutane ????
BalasHapusAq suka aq suka aq suka !!!!!!
horeeeee... #eh
Hapus:D :D :D
terima kasih ya mbak...
Ternyata masih lanjut to? Yo wis lah... Menyimak sambil ngopi...
BalasHapusiya mbak...
Hapusmonggo disimak.
matur nuwun...
menyimak Mbak ...KEREN ceritanya....
BalasHapusterima kasih, mbak...
Hapussurprise banget mbak bekti ikut komen.
sekali lagi matur nuwun...
Wuiiih, buuu, bacanya lumayan menegangkan ini, keren! ;)
BalasHapushehehehehehe...
Hapusterima kasih, mbak...