Kobalt terpana.
Halaman itu riuh-rendah dengan suara Anjing dan Kucing yang berusaha saling menjatuhkan.
Ia tak yakin harus berbuat apa. Ia berusaha menemukan Figaro di tengah kepulan
debu, namun kucing besar itu tak nampak di mana-mana.
Tiba-tiba dilihatnya
tiga orang Manusia mengendap-ngendap mendekati rumah, membawa senapan. Kobalt berusaha
mendekat, namun keraguan meliputi hatinya. Bagaimana ia bisa mengalahkan tiga
Manusia itu sendirian?
“Kau ambil
yang kanan, aku yang kiri. Langsung cakar saja mukanya. Siapa tahu bisa kena
mata,” sebuah suara mengagetkannya. Kobalt menoleh. Felix nyengir lebar. “Aku
tahu kau suka mencakar wajah Manusia.”
“Dan aku
yang tengah.” Kobalt dan Felix menoleh kaget. Felicia muncul entah dari mana,
tersenyum manis.
“Mau apa kau
di sini?” tanya Felix.
“Aku bosan
di rumah,” jawab Felicia ringan.
“Baiklah. Begitu
aku beri aba-aba, kita serang,” kata Felix. “Satu, dua, tiga!”
Serempak mereka
melompat, mengarah pada ketiga Manusia itu. Tak mengira diserang kucing, salah
satu di antara Manusia itu tak sengaja menembak. Kaca jendela pecah berantakan.
Seseorang balas menembak dari dalam rumah.
Darah Kobalt
beku seketika. Bagaimana bila Matt terkena tembakan? Ia harus menyelamatkan
Matt! Kobalt makin keras menggigit dan mencakar tiap inci kulit Manusia yang diserangnya.
Tiba-tiba pintu
pagar di belakang halaman terbuka. Sebuah mobil keluar dari garasi, lalu
berlalu dengan kecepatan tinggi. Sekilas Kobalt melihat wajah Matt di dalamnya.
Jangan pergi,
Matt!
Kobalt berusaha
menembus perkelahian di halaman untuk mengejar Matt. Salah langkah berarti
tergigit atau tercakar, atau keduanya.
Ketika debu
menipis, sekilas dilihatnya Master Fufu terkapar di tanah. Hugo berdiri di
atasnya sambil memamerkan taring. Kakinya menekan leher Master Fufu, siap
mematahkannya.
Sial! batin
Kobalt. Dilihatnya mobil yang membawa Matt makin menjauh. Ia menoleh ke arah
Master Fufu. Mata kucing itu terpejam, namun dadanya masih naik-turun.
Kobalt tak
perlu waktu lama untuk mengambil keputusan. Ia berbalik, mendesis sambil melompat.
Cakarnya terangkat ke wajah Hugo.
Selanjutnya : KOBALT BERPISAH JALAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar