Cahaya terang
yang menyelusup ke dalam matanya membuat Kobalt pening. Di mana ini?
“Bagus, kau
sudah sadar.” Sebuah suara mengembalikan kesadarannya.
Pelan-pelan
ia membuka mata. Seekor kucing betina berbulu putih mengamatinya dengan kepala
ditelengkan.
“Di mana
ini?” bisik Kobalt.
“Di rumah
Manusia kami.”
“Di mana
Felix?”
“Sudah pergi
lagi. Ia berpesan agar kau tinggal di sini dulu sampai benar-benar pulih. Bagaimana
perasaanmu?”
Kobalt terdiam
sejenak. Perutnya bergolak sedikit, tapi selain itu, tak ada yang benar-benar
sakit. “Sudah baikan… kurasa.”
“Sudah
seharusnya, bila melihat makanan yang kaumuntahkan semalaman.”
Kobalt menggosok-gosok
matanya, berusaha melihat lebih jelas. Wajahnya menghangat ketika sadar ia
sedang bicara dengan kucing betina yang sangat cantik.
“Melongo,
lagi…”
Kobalt mendehem
canggung. “Dan kamu…”
“Felicia. Aku
kakak Felix.”
Kobalt melongo. “Tidak mungkin kau kakak Felix!”
Kobalt melongo. “Tidak mungkin kau kakak Felix!”
“Kau tak percaya Felix yang berantakan itu punya kakak secantik aku? Yah,
kuanggap itu pujian.” Felicia tertawa kecil. “Kobalt… nama yang aneh…”
Kobalt menunduk. “Matt yang memberiku nama itu. Katanya itu karena warna mataku sebiru kobalt. Aku sendiri tak tahu, kobalt itu apa.”
Kobalt menunduk. “Matt yang memberiku nama itu. Katanya itu karena warna mataku sebiru kobalt. Aku sendiri tak tahu, kobalt itu apa.”
“Matt?”
“Manusia
yang menyelamatkan aku dari sebuah rumah yang terbakar waktu aku masih bayi.”
“Kalau ada
Manusia yang merawatmu, bagaimana kau bisa berkeliaran di jalan bersama Para
Pelindung? Tampaknya kau tipe rumahan, tak seperti Felix yang sering bosan di
rumah, lalu cari perkara di jalanan.”
Kobalt terdiam
sejenak sebelum menjawab, “Suatu hari Matt pergi begitu saja. Lalu beberapa
Manusia datang mengambil barang-barangnya, dan mengusirku dari rumah. Sejak itu
aku tinggal di jalanan.”
“Manusia
memang kejam…”
“Oh, tidak… Matt sayang padaku. Aku merasa dia pergi di luar kemauannya. Sekarang aku sedang mencarinya. Siapa tahu, bergabung dengan Para Pelindung bisa membuatku menemukan Matt.”
“Oh, tidak… Matt sayang padaku. Aku merasa dia pergi di luar kemauannya. Sekarang aku sedang mencarinya. Siapa tahu, bergabung dengan Para Pelindung bisa membuatku menemukan Matt.”
Felicia mendengus.
“Percayalah, Manusia itu kejam. Untung aku dan Felix tinggal bersama Manusia
yang baik.”
Kobalt tak
menyahut.
Felicia menatapnya.
“Entah kau benar-benar sayang padanya, atau kau sudah gila.”
Good post mbak
BalasHapusterima kasih, pak...
Hapusterima kasih juga sudah mampir.