Sabtu, 22 Oktober 2016

KOBALT KEMBALI BERAKSI

Sebelumnya : KOBALT IS BLUE




"Bagus, kau sudah bangun. Kami butuh bantuanmu."


Felix muncul dengan tampang tak keruan. Bulunya kusut dan kotor. Kaki belakangnya terluka.

Kobalt mengernyitkan dahi. "Kenapa kau?"

Felix menghempaskan diri di atas sofa, tak peduli Felicia melotot padanya, lalu mulai bercerita. "Manusia-Manusia jahat itu kembali semalam. Rupanya mereka mengira sudah berhasil mengusir kami. Mereka tak menyangka kami masih berjaga. Perlawanan mereka keras juga. Banyak kucing yang terluka, namun kami tetap akan berjaga nanti malam. Kalau sudah sehat, kau bisa bergabung. Tapi sekarang, aku mau tidur dulu," katanya sebelum memejamkan mata dan mulai mendengkur.

Felicia memandangi adiknya dengan sebal, menggumam “dasar jorok!”, lalu bertanya, “Apa yang akan kaulakukan?”

Kobalt mengangkat bahu. “Membantu mereka. Aku sudah menjadi bagian dari mereka. Selain itu, siapa yang akan menjaga Felix?”

Felicia hanya tersenyum kecut.

Malamnya, Felix dan Kobalt kembali ke rumah itu. Seperti sebelumnya, mata-mata kucing berkilauan dari dalam kegelapan. Tampaknya lebih banyak kucing yang berkumpul malam itu.

“Kau sudah sehat?” tanya Master Fufu menyambut Kobalt.

Kobalt hanya mengangguk.

“Terima kasih sudah melindungi kami dari makanan beracun itu. Menilik keberanianmu, rasanya lebih baik kau kupasangkan dengan Figaro. Kau bisa belajar banyak darinya.” Master Fufu menoleh ke arah rumpun ilalang yang tampak kosong.

“Berani saja tanpa kemampuan bertarung sama saja bunuh diri. Aku bukan babysitter. Kalau dia tak bisa berkelahi, lebih baik pulang saja,” sebuah geraman rendah muncul dari tengah ilalang. Kobalt menajamkan mata. Nyaris tak terlihat, seekor kucing bertubuh besar bergelung santai di balik ilalang. Warna bulunya berbaur sempurna dengan warna ilalang kering.

Master Fufu menatap Figaro dengan tajam. “Suka atau tidak, Kobalt berpasangan denganmu.” Dengan kedikan kepala, diperintahkannya Kobalt mendekati Figaro.

Kobalt menurut, duduk di samping Figaro. Kucing besar itu tak mempedulikannya.

Waktu berjalan lambat. Kobalt nyaris tertidur ketika didengarnya Figaro mengendus udara, terkekeh, dan berkata, “Bagus. Malam ini mereka membawa Anjing-Anjing. Saatnya berpesta!”









1 komentar: