Rabu, 19 Oktober 2016

KOBALT SANG PENYELAMAT



 Sebelumnya : SELAMAT BERGABUNG, KOBALT !



“Kau berani, tapi bodoh.”


Master Fufu berhenti sejenak dari keasyikannya menjilati bulu, lalu melirik ke arah seekor kucing abu-abu yang duduk di sampingnya. “Felix akan membimbingmu.”

Felix bangkit. “Ikut aku,” ajaknya. Kobalt mengikuti tanpa suara.

Setelah beberapa saat, Kobalt memberanikan diri bertanya, “Kenapa Master Fufu menganggap aku bodoh?”

Felix berhenti melangkah. “Kau tahu, kucing punya sembilan nyawa?” ia balik bertanya.

Kobalt mengangguk.

“Kau sudah mengorbankan satu nyawamu kemarin untuk menyelamatkan Manusia. Dan apa balasannya? Tidak ada. Jangankan berterima kasih, masih untung kau tidak dihajar oleh Manusia yang mengemudi mobil itu. Karena itu Master Fufu menganggapmu bodoh.”

Kobalt memandang Felix, tercengang. “Bukankah itu tugas kita, melindungi Manusia?”

“Benar. Tapi tanpa mengorbankan nyawa-nyawa kita yang berharga. Tidak ada Manusia yang layak dilindungi seperti itu.”

Kobalt tercenung, berusaha mencerna kata-kata Felix. Ia teringat Matt lagi.

Felix mendesah. “Tak mudah melindungi Manusia. Lihat dua orang itu,” ia mengangguk ke arah sepasang Manusia yang sedang bergandengan tangan, “Malam-malam begini berkeliaran. Kau dengar betapa ribut suara langkah mereka, suara mereka berbicara? Cari perkara saja. Mengundang Manusia lain untuk berbuat jahat pada mereka.”

Bagai disihir, seorang Manusia muncul dari kegelapan, mencegat sepasang Manusia itu, lalu mengacungkan sebilah besi yang berkilau di bawah lampu jalan. Ketika Manusia di hadapannya enggan memenuhi keinginannya, dilambai-lambaikannya besi itu dengan sikap mengancam.

Tanpa berpikir panjang, Kobalt berlari ke atap gedung yang menaungi mereka, lalu mendarat di atas kepala Manusia bersenjata besi itu. Dengan buas ia mendesis dan mencakari wajah dan kepala lelaki itu. Dengan panik Manusia itu berjuang keras berusaha melepaskan cengkeraman Kobalt di kepalanya.

Tiba-tiba saja bilah besi itu menembus tubuh Kobalt, nyaris mengenai jantungnya. Ia merasakan cairan hangat membasahi bulunya, lalu semua gelap.

Begitu ia membuka mata lagi, dilihatnya Master Fufu dan Felix memandanginya.

“Selamat, kau menyelamatkan dua Manusia tadi,” kata Master Fufu. “Ngomong-ngomong, kau kehilangan nyawamu yang kedua.”






Tidak ada komentar:

Posting Komentar